Aneka Kue Tradisional Aceh yang Jarang Dikenal Pecinta Kuliner | Rasa Mantap
rasamantap.com: Kalau bicara soal Aceh, mungkin yang langsung terlintas di benak kita adalah kopi Gayo, mie Aceh, atau Sate Matang. Tapi, tahukah kamu bahwa di balik kelezatan kuliner beratnya, Aceh juga punya jajaran kue tradisional yang menggoda selera? Sayangnya, banyak di antaranya yang belum dikenal luas oleh pecinta kuliner Nusantara. Padahal, kue-kue ini menyimpan rasa khas, cerita budaya, hingga teknik pengolahan yang unik!
Aceh, sebagai daerah yang kaya akan warisan budaya, menyimpan berbagai resep kue tradisional yang masih dilestarikan hingga hari ini oleh para UMKM dan ibu-ibu rumah tangga. Berikut beberapa di antaranya yang layak kamu coba saat berkunjung ke Serambi Mekkah atau saat menjelajah kuliner daring:
- Timphan: Ini adalah kue yang biasanya muncul saat lebaran atau acara adat. Dibuat dari adonan pisang dan ketan yang diberi isi srikaya atau kelapa manis, lalu dibungkus daun pisang dan dikukus. Teksturnya lembut, legit, dan aromanya menggoda.
- Boh Rom-Rom: Sekilas mirip klepon, tapi versi Aceh ini punya ciri khas dari warna-warna alami dan tekstur yang lebih kenyal. Di dalamnya ada gula merah cair yang lumer saat digigit, dibalut parutan kelapa muda di luar.
- Keukarah: Terbuat dari campuran tepung beras dan santan yang digoreng membentuk jalinan benang, mirip renda. Rasanya gurih dan renyah, cocok dijadikan cemilan sore sambil menyeruput kopi Aceh.
- Kue Seupet: Nama unik ini merujuk pada bentuknya yang ramping seperti lidi. Dibuat dari tepung beras dan gula, dicetak seperti tusukan panjang lalu dipanggang. Rasanya manis ringan, dengan sensasi renyah yang bikin ketagihan.
- Bhoi: Kue basah yang berbentuk bunga atau hewan, terbuat dari telur, gula, dan terigu. Biasanya dicetak di loyang kuningan khusus. Rasanya manis, mirip bolu jadul dengan tekstur padat namun lembut.
Yang membuat kue-kue ini istimewa bukan cuma rasanya, tapi juga nilai budaya dan filosofi di baliknya. Misalnya, kue Timphan tak pernah absen dalam perayaan Maulid Nabi dan kenduri di Aceh. Setiap gigitan bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang tradisi yang diwariskan turun-temurun. Bahkan bahan-bahan yang digunakan pun cenderung lokal, seperti tepung ketan hasil tumbukan sendiri, kelapa parut segar, atau pisang raja matang pohon.
Kini, semakin banyak UMKM di Aceh yang mulai mengemas kue-kue tradisional ini dengan tampilan modern namun tetap mempertahankan cita rasa aslinya. Ada yang menjual timphan frozen siap kukus, atau keukarah dalam kemasan kertas daur ulang yang ramah lingkungan. Inovasi ini jadi angin segar untuk melestarikan warisan kuliner sekaligus memberi peluang ekonomi baru di daerah.
Kue tradisional Aceh memang belum sepopuler makanan beratnya, tapi dari segi rasa dan makna budaya, jelas tak kalah menarik. Jadi, kalau kamu ingin mencicipi sesuatu yang baru, otentik, dan penuh cerita, coba deh cari aneka kue khas Aceh ini—baik lewat marketplace, oleh-oleh khas, atau UMKM lokal. Yuk, lestarikan warisan kuliner lewat rasa!
Temukan lebih banyak kuliner khas daerah lainnya di RasaMantap.com dan dukung produk UMKM Indonesia!
Posting Komentar untuk "Aneka Kue Tradisional Aceh yang Jarang Dikenal Pecinta Kuliner | Rasa Mantap"
Posting Komentar