Kue Cucur dan Kembang Goyang: Duo Manis Khas Betawi yang Melekat di Hati
rasamantap.com: Siapa bilang jajanan pasar sudah kehilangan pamor? Di tengah gempuran dessert kekinian, dua nama ini tetap bertahan dan bahkan makin dicari saat ada hajatan, syukuran, atau festival budaya Betawi: Kue Cucur dan Kembang Goyang. Duo manis ini bukan cuma soal rasa, tapi juga soal cerita dan nilai budaya yang dalam.
Kue Cucur: Legit, Berserat, dan Selalu Dirindukan
Kue Cucur punya ciri khas bentuknya yang lebar di pinggir dan menggembung di tengah. Teksturnya berserat, manisnya pas, dan wangi gula aren-nya bikin susah lupa. Kue ini dibuat dari campuran tepung beras, gula merah, dan air yang diaduk hingga rata, lalu digoreng dengan teknik khusus agar membentuk serat alami.
Meski terlihat sederhana, butuh ketelatenan tinggi untuk menghasilkan Cucur yang berserat sempurna. Teknik menuang adonan, suhu minyak, bahkan jenis wajan bisa memengaruhi hasilnya. Nggak heran kalau para UMKM yang serius menggeluti jajanan tradisional ini punya resep dan teknik yang diwariskan turun-temurun.
Kembang Goyang: Renyah dalam Sekejap
Sementara itu, Kembang Goyang hadir dengan bentuk unik seperti bunga mekar. Cemilan ini dibuat dari adonan tepung beras, telur, santan, dan sedikit wijen, lalu dicetak dengan cetakan besi khas dan digoyangkan di minyak panas — dari situlah nama "goyang" berasal.
Kembang Goyang punya tekstur renyah dan rasa gurih-manis yang cocok dinikmati sambil ngopi atau jadi oleh-oleh khas Jakarta. Banyak variasi kini muncul: dari rasa pandan, keju, hingga cokelat. Tapi yang orisinal tetap jadi primadona.
Studi Kasus Nyata: Pelestari Jajanan Betawi
Salah satu pelestari jajanan Betawi yang konsisten adalah UMKM Betawi Hj. Yati yang bermarkas di daerah Condet, Jakarta Timur. Hj. Yati sudah lebih dari 20 tahun membuat kue cucur dan kembang goyang secara tradisional tanpa bahan pengawet. Produknya dipasarkan lewat pesanan arisan, syukuran, dan festival budaya.
Kami juga sempat mencicipi produk dari Betawi Nyonya Ena yang sering hadir di Festival Kuliner Setu Babakan. Merek ini sudah terkenal karena kualitas bahan dan tampilan kue yang cantik. “Kami ingin orang kota tetap bisa merasakan cita rasa asli Betawi,” ujar Mbak Ena, pengelola generasi kedua.
Bahkan di media sosial, jajanan-jajanan ini makin eksis lewat akun seperti @kuecucur_hjyati dan @kembang.goyang.bekasi yang aktif menjual lewat Instagram dan WhatsApp.
Kapan & Di Mana Bisa Menikmati?
Kue Cucur dan Kembang Goyang paling sering muncul di acara besar seperti:
- Pekan Kebudayaan Betawi – Setu Babakan
- Jakpreneur Fair – Monas & Kemayoran
- Pesta Rakyat Jakarta – Lapangan Banteng
- Juga bisa kamu pesan langsung via UMKM rumahan sekitar Condet, Jagakarsa, atau Bekasi
Tips Menikmati Duo Manis Ini
- Pastikan dimakan dalam 1–2 hari setelah dibuat (terutama cucur) agar rasa tetap maksimal
- Hangatkan sebentar di oven listrik atau wajan datar sebelum disajikan
- Kembang Goyang enak disimpan dalam toples tertutup dan dinikmati saat santai
Penutup: Manisnya Budaya, Legitnya Tradisi
Kue Cucur dan Kembang Goyang bukan sekadar cemilan — mereka adalah simbol rasa, kerja keras, dan identitas Betawi. Lewat tangan-tangan para pelaku UMKM seperti Hj. Yati dan Nyonya Ena, kita bisa terus menikmati warisan kuliner yang begitu kaya rasa dan cerita. Yuk, dukung produk tradisional dengan membeli dari pelaku usaha lokal!
Temukan lebih banyak kuliner khas daerah lainnya di RasaMantap.com

Posting Komentar untuk "Kue Cucur dan Kembang Goyang: Duo Manis Khas Betawi yang Melekat di Hati"
Posting Komentar